Selasa, 19 Mei 2009

Sholat Dzuhur Di Masjid Nabawi

Sholat Dzuhur Di Masjid Nabawi - Kisah Religi

Menjelang sholat Dzuhur saya bergegas menuju Masjid Nabawi, karena terlalu lelah saya agak terlambat menuju masjid. Dihalaman masjid sudah banyak jama’ah mengelar sajadah untuk sholat. Saya berusaha mencapai ruangan dalam Masjid Nabawi karena saya yakin didalam masih banyak tempat untuk bersujud.

Khomad sudah di kumandangkan, saya baru mencapai beberapa meter didalam masjid, shaff-shaff sudah penuh, sebagian jama’ah memilih mendirikan shaff di seberang gang ditempat para jamaah biasa berjalan menuju BabulSalam ( Kubah Masjid Nabawi-Tempat berdirinya Imam).

Saya kebingungan, sudah tidak ada shaff yang bisa saya ikuti karena tempatnya sudah tidak memungkinkan. Iman telah memulai bacaan Al Fatikhah, saya berdiri di belakang salah satu shaff dengan harapan jamaah yang menyusul akan mendampingi saya untuk menjadi shaff yang baru.

Begitu saya membaca takbir, saya larut dan khusu dalam sholat, dan akhirnya ucapan salam dari Imam menyadarkan bahwa sholat Dzuhur sudah usai.
Setelah saya ucapan salam, tiba-tiba sebuah tangan menyentuh punggung saya, saya menengok kebelakang, tampak seorang jamaah dengan wajah sangat hitam dan tubuh sangat besar menegur saya dalam bahasa Inggris, saya tertegun sejenak mendengar tegurannya “ Hajj…. Moeslim Prying Together” saya tersadar bahwa yang saya lakukan dalam membuat shaff salah, saya berucap terimakasih dan permisi untuk meneruskan witir, dzikir dan sholat ghaib.

Usai sholat ghaib saya berusaha mencari jamaah tadi, setelah ketemu saya mengucapkan terimakasih telah diingatkan.

Saya sangat kaget ketika orang tersebut ( tinggi, besar, hitam) tingginya lebih dari 2 meter,badannya sangat besar, sekilas seperti musisi Indonesia Farid Almarhum, wajah dan kulitnya sangat hitam karena memang dia dari salah satu Negara di Afrika, mungkin asli dari Nigeria, tiba-tiba memeluk saya dengan rapat dan erat untuk beberapa menit. Teman negro disebelahnyapun kaget, kenapa temannya memeluk saya begitu erat dan begitu lama.
Saya baru tersadar bahwa saat itu Allah Swt telah mengingatkan dan menunjukkan kebesarannNYA kepada saya dengan rasa kasih.

Sejak lama, bahkan sejak kecil saya selalu berprasangka dan berpikiran buruk terhadap orang yang berkulit hitam, entah itu berasal dari Indonesia ( Ambon, Flores, Timor, Papua) maupun yang berasal dari luar negri ( Negro, Amerika, Aborigin dll)

Pikiran saya selalu mengatakan bahwa orang-orang tersebut pasti dekil, bau dan sama sekali tidak menyenangkan.
Saya tergagap setelah orang tersebut melepaskan pelukannya, saya meneteskan airmata betapa Allah Maha Besar, apa yang selama ini ada dipikiran saya bahwa orang hitam itu dekil, bau dan tidak menyenangkan ternyata salah.

Dia menegur saya dengan sangat ramah, dia memeluk saya dengan sangat ikhlas…dan yang mendebarkan hati saya adalah aroma parfum yang dipakainya sangat harum hingga saya sangat kaget dan saya sadar bahwa parfum yang selama ini saya miliki dan saya beli dengan harga yang mahal, bahkan nilainya hingga jutaan rupiah, harumnya tidak semenawan parfum orangh Nigeria yang memeluk saya tadi. Parfum saya tidak ada apa-apanya dengan parfum orang hitam yang berasal dari Nigeria.

“Ya Allah….terimakasih telah Engkau buka kesalahanku dan telah Engkau luruskan pengertianku kepada saudara-saudaraku muslim yang lain, dan telah Engkau buka hatiku bahwa berprasangka buruk terhadap orang lain itu tidak Engkau benarkan, InsyaAllah hamba akan memperbaiki kesalahan dan kekurangan hamba agar ibadah hamba Engkau terima….AMIN YA ROBBAL ‘ALAMIN”

H. Edi Suryono – Jama’ah Haji Akbar 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apabila tertarik dengan artikel-artikel dari blog ini untuk arsip dan bahan publikasi koran harian, majalah dll silahkan untuk mengcopy dengan GRATIS.

Artikel lebih lengkap dapat anda kunjungi di website dmiprimagama.com